Perguruan Bela Diri Tenaga Dalam Islam
PRANA SAKTI
adalah seni bela diri tenaga dalam warisan leluhur bangsa Indonesia yang
jurus-jurusnya baik di tingkat dasar maupun di tingkat terakhir
berkembang sedemian rupa tanpa campuran dari jurus aliran silat manapun
baik dari dalam maupun luar negeri.
Ketika Angkatan 66 bangkit menegakkan Orde Baru, menumpas PKI, tidak
sedikit generasi muda yang tergabung dalam angkatan 66 harus berhadapan
secara fisik dengan antek-antek Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ketika itu, tampillah seorang pemuda, mahasiswa Universitas Gadjah
Mada (UGM) sebagai Ketua Lasykar Aries Margono. Pemuda tersebut bernama
Asfanuddin Panjaitan.
Bersama rekan-rekannya, mahasiswa UGM, dengan semboyan kuliah sambil
berjuang menegakkan Orde Baru, bergabung dengan seluruh kekuatan
Angkatan 66 di seluruh Indonesia. Pengalaman demi pengalaman yang ia
rasakan membuatnya semakin sadar betapa pentingnya ilmu bela diri dalam
menghadapi PKI besrta antek-anteknya yang sadis, biadab dan tidak
berperikemanusiaan. Itulah sebabnya, sementara beliau meminmpin Laskar
Aries Margono, bersama beberapa teman seperjuangannya yang lain, ia
memperdalam Ilmu Bela Diri Tenaga Dalam
PRANA SAKTI, yang ternyata dikuasainya dengan sangat baik. Ketika itu, ilmu tenaga dalam
PRANA SAKTI
belum dilembagakan dalam suatu bentuk perguruan yang resmi. Beliau
bersama rekan-rekannya berguru langsung kepada Guru Besar-nya yang
berdiam di Yogyakarta.
Pengalaman demi pengalaman yang didapatkan
Drs.KH.Asfanuddin Panjaitan
menimbulkan kecintaan yang semakin mendalam terhadap generasi muda.
Beliau menyadari bahwa untuk mencapai cita-cita kemerdekaan dibutuhkan
generasi muda ang tangguh dan terampil, PKI tidak boleh kembali lagi,
ujarnya dengan semangat AMPERA. Akan tetapi ternyata dilihatnya generasi
muda Indonesia menghadapi krisis penyalah-gunaan narkotika dan
obat-obat terlarang lainnya. Kemerosotan moral itu membuat hatinya
gundah. Apakah para generasi muda tidak menyadari bahwa perbuatan
tersebut tanpa disadari akan meruntuhkan sendi-sendi bangsa Indonesia.
Sangat boleh jadi dibalik tindakan peredaran narkotika dan obat-obat
terlarang itu tersembunyi niat busuk dari bangsa lain yang hendak
menghancurkan bangsa Indonesia. Melihat keadaan itu, marahnya kepada PKI
dan di sisi lain cintanya kepada generasi muda, membulatkan tekadnya
untuk bergerak dalam dunia pendidikan. Paham komunis dan segala
tipu-daya tidak boleh sedikitpun menyentuh jiwa generasi muda. Pemuda
harus dibentengi dengan iman dan takwa yang benar-benar terpatri dalam
diri dan tercermin dalam segala perbuatan,sikap, tingkah laku, dan
pandangan hidup.
Namun beliau bukanlah seorang santri, beliau bukan pula sarjana IKIP,
beliau adalah sarjana Sospol. Tetapi beliau menguasai ilmu bela diri
tenaga dalam. Sementara itu, beliau harus tetap menjalankan tekadnya
tersebut. Beliau pun berpikir dan berdasarkan pengalaman dan
pengetahuannya yang sangat mendalam tentang ilmu tenaga dalam, beliau
yakin bahwa ilmu ini dapat dimanfaatkan dalam rangka membina iman dan
takwa. Tetapi pandangan masyarakat tentang ilmu tenaga dalam masih belum
jelas. Sebagian besar masyarakat menganggap tenaga dalam itu perbuatan
musyrik. Mereka tanpa pemikiran mendalam, memandang sama semua perguruan
tenaga dalam yang ada ketika itu. Padahal masing-masing perguruan
tenaga dalam tidak sama prinsip, metode dan jiwanya. Ada perguruan yang
bergantung pada kekuatan syetan dengan menjalankan ritual-ritual yang
bertentang dengan ajaran Islam. Ada pula yang murni gerakan-gerakan
fisik. Sangat sedikit sekali, perguruan beladiri tenaga dalam yang
bernafaskan Islam. Akibat ketidakpahaman masyarakat, akhirnya mereka
mencampur-adukkan dan menyamaratakan segala bentuk ilmu tenaga dalam
dengan menganggap sebagai syirik. Ini kekeliruan yang sangat besar dan
tak dapat dimaafkan.
Lama masalah ini dipertimbangkannya. Sampai pada akhirnya beliau
berketetapan hati untuk menemui Buya Hamka, KH. Ali Maksum dan
KH.AR.Fachruddin. Kepada ketiga tokoh ahli agama Islam inilah beliau
berkonsultasi. Ketiga tokoh inipun dengan segala sifat kebapakan, dengan
ketajaman pandangan dan pemikiran serta kedalaman ilmu yang tak
diragukan lagi, bukan hanya sekedar memberikan kritik, usul dan saran
tetapi juga mencuci dan membersihkan ilmu yangakan dikembangkan oleh
Drs.KH.Asfanuddin Panjaitan dari hal-hal yang berbau syirik dan hal-hal yang tidak Islami.
Bang Asfan, begitu beliau biasa dipanggil dengan sebutan akrab, lantas mengadakan perubahan dalam ilmu tenaga dalam
PRANA SAKTI
yang telah diperoleh dari Gurunya. Dengan adanya pembaharuan itu, maka
keampuhan jurus-jurus Prana Sakti harus diujicoba ulang. Alhamdulillah
berkat ridlo Allah, justeru setelah disesuaikan dengan ajaran-ajaran
Islam, jurus
PRANA SAKTI semakin tajam dan dapat
dijadikan metode alternatif untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan
lahir batin dan dunia akhirat. Metode tersebut diperkuat pula dengan
ikrar
PRANA SAKTI:”Apapun yang terjadi, sampai saya mati, saya (tetap) berpegang kepada
Laa Ilaaha Illallaah“. Jadi tampak jelas bahwa ilmu
PRANA SAKTI
sejalan dengan Islam. Bahkan sebuah pernyataan yang dari Rektor IAIN
Raden Intan Lampung , Drs. P. Tahriri Fatoni, menegaskan bahwa ilmu yang
dikembangkan oleh
PRANA SAKTI merupakan ruh tauhid.
Inilah perjuangan
PERGURUAN BELA DIRI TENAGA DALAM ISLAM PRANA SAKTI seperti yang telah digariskan dalam ikrar pendiriannya. Perjuangan itu dimulai sejak tanggal
5 Maret 1975, ketika angkatan I dibuka oleh
Drs.KH. Asfanuddin Panjaitan, Guru Besar
PRANA SAKTI, setelah berkonsultasi dengan tokoh-tokoh agama sebagaimana telah disebutkan di atas. Kini
PERGURUAN BELA DIRI TENAGA DALAM ISLAM PRANA SAKTI telah membuka cabang-cabang bukan saja di Indonesia, tetapi juga di negara tetangga seperti, Malaysia dan Thailand
TUJUAN
PERGURUAN BELADIRI TENAGA DALAM ISLAM
PRANA SAKTI
- Membina anggotanya menjadi manusia muslim yang sehat lahir batin,
kreatif, jujur, ikhlas, tabah, sabar, rendah hati, percaya diri,
tawakkal dan giat bekerja, sebagai bekal guna menuju prestasi yang
diridhoi Allah SWT yaitu Takwa.
- Memperkokoh dan mempertebal iman kaum muslim/muslimah ke tingkat takwa yang sebenarnya.
- Mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT dengan jalan zikir lahir dan batin.
- Membina dan mempererat hubungan ukhuwah Islamiyah tanpa memandang
golongan, kedudukan, harta, pangkat, asal-muasal dan sebagainya.
- Membentuk kondisi jasmani dan rohani yang prima agar tetap sehat wal ‘afiat dengan mengembangkan tenaga dalam (prana)
pelindung tubuh berdasarkan Sunnatullah yang secara spontanitas dapat
memberikan reaksi bila ada gangguan dan serangan dari luar, baik secara
lahir maupun batin, nyata maupun gaib dengan seizin Allah SWT.
KELEBIHAN DAN PENGALAMAN ANGGOTA PRANA SAKTI
Banyak keuntungan yang Insya Allah akan diperoleh oleh anggota
PRANA SAKTI
bila ia rajin dan berlatih dengan baik dan benar. Dan itu merupakan
anugerah yang dilimpahkan Allah SWT kepada hamba-hambanya yang
senantiasa ingat dan dekat denganNya.
Di antara kelebihan yang telah dirasakan oleh anggota, antara lain :
- Lebih khusyuk dalam beribadah
- Lebih percaya diri
- Sehat jasmani dan rohani
- Memiliki kekuatan untuk mengalahkan niat jahat manusia atau syetan serta makhluk lainnya yang sesat dan jahat.
Agar bisa memperoleh kelebihan-kelebihan tersebut, anggota
sebagaimana layaknya seorang murid yang sedang menuntut ilmu (berguru),
setelah selesai mengikuti latihan dasar Tingkat Kasaran, selanjutnya
mesti belajar dan memperdalam ilmu agama dan tekun berlatih olah
jurus-jurus sesuai dengan tingkatan ilmu bela diri tenaga dalam
PRANA SAKTI.
Di samping itu berusaha melaksanakan dengan amal perbuatan nyata segala
apa yang dituntut oleh kalimah Tauhid yang telah terpatri di dalam
dada.